Pada kesempatan kali ini hidroponikasyik ingin menyampaikan topik tentang Hidroponik dengan NFT, dimana NFT ini menggunakan system irigasi dinamis dan reversible (diputar balik). Sistem ini menggunakan pompa untuk memutar air nutrisi dari tandon ke gully. Pertanyaan yang sering muncul adalah “Apakah pompa air dinyalakan terus atau tidak?”. Jawaban pertanyaan ini tentunya sangat berkaitan dengan efisiensi penggunaan listrik.
Pompa NFT |
Jawaban pertama, pompa dinyalakan hanya pada siang hari. Jika menggunakan pompa dengan kapasitas 3.000 liter / jam, maka akan menghabiskan daya sekitar 60 watt / jam. Kalau kita hitung lagi, setiap bulan ( 30 hari ) akan mengkonsumsi listrik sebesar 21,6 kWh, yang setara dengan Rp 9.000 untuk pasca bayar dan Rp 13.000 untuk pra bayar (tarif listrik rumah 900 watt Januari 2015).
Jawaban kedua, pompa dinyalakan full 24 jam non stop. Tentunya konsumsi listrik untuk ini menjadi 2 kali lipat dari jawaban yang pertama. Ya benar Menjadi Rp 26.000 tiap bulannya. Untuk pemakaian pompa 24 jam non stop memang memerlukan biaya operasional yang cukup besar. Perlu perhitungan dan kejelian untuk membuat rak NFT. Paling tidak NFT yang dibuat bisa untuk mengairi sebanyak 190 sampai 200 lubang tanam.
Jawaban ketiga, pompa dinyalakan dengan system otomatis. Pompa disambungkan dengan timer digital pada power supply-nya. Kemudian diatur durasi nyala dan matinya selama 24 jam. Tentunya durasi nyala pada siang hari lebih lama dibandingkan dengan malam hari. Dengan cara ini, penggunaan daya listrik lebih rendah, dan air nutrisi bisa dialirkan siang dan malam. Mengingat tanaman juga perlu waktu tidur atau istirahat pada malam hari, tentunya jawaban yang paling bijak adalah jawaban yang ketiga ini.
Demikian sahabat hidrpononikasyik, semoga kita selalu belajar dari kesalahan kita. Sukses berkebun Hidroponik ya!
0 Response to "NFT ; Perlukah Pompa Irigasi Dinyalakan 24 Jam Non Stop?"
Post a Comment